Monday, January 2, 2017

Ancaman Terhadap Demokrasi Makin Nyata

Akhir-akhir ini, ancaman terhadap demokrasi dan kebebasan untuk menyampaikan pendapat semakin nyata. Pemerintah yang notabene didukung mayoritas aktivis yang dahulu melawan rezim otoriter orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto seolah lupa.

Kini, pemerintah seolah tidak sadar. Bahwa dengan penutupan berbagai situs dengan tuduhan menyebarkan radikalisme, kemudian tuduhan makar ke beberapa aktivis dan yang paling fenomenal tentu saja UU mengenai ujaran kebencian alias hate speech.

Semua itu membuat kondisi yang ada saat ini, menurut saya bahkan tidak jauh berbeda dengan pengetatan informasi semasa orde baru berkuasa. Hanya saja, saat ini mereka yang dulu ditekan gantian sekarang menekan. Ya, menumbangkan rezim lama kemudian mendirikan rezim baru yang ternyata bergaya lama.

Sekarang ini bisa dibilang, "Silahkan bicara sebebas-bebasnya, tapi harus sesuai dengan kemauan saya!" Jika tidak, bakal banyak jerat menanti mulai hate speech dan jerat-jerat sejenisnya. Sehingga, masyarakat akan ketakutan bahkan sekedar 'berpikir' untuk mengkritik pemerintah.



Pemberangusan model baru ini bukan dengan pembredelan seperti masa orba. Namun, pengerahan opini secara massal melalui media massa yang saat ini mayoritas mendukung pemerintah secara membabi buta. Seperti yang baru-baru ini muncul. Yakni, kondisi ekonomi di Indonesia paling bagus atau ya minimal baik.

Padahal, fakta di lapangan, masyarakat kehidupannya semakin susah. Keluhan ini hampir ditemui secara merata terutama di kalangan rakyat kecil yang bekerja di sektor non formal. Uniknya, mereka itu mengeluh secara diam-diam. 

Seperti pedagang sayur langganan saya, dia hanya curhat kepada rekannya. Begitu saya konfirmasi, dengan mempertahankan egonya, disebabkan peristiwa pencoblosan 2014 lalu, dia malu kalau mengakui salah coblos, dia tegas bilang, "Ah nggak Mas, masih bagus kok, lancar saja usaha," kata dia sambil nyengir (ketahuan banget kalau menutupi fakta sebenarnya). 


EmoticonEmoticon

Popular Post