Thursday, September 15, 2016

Masuk Hari Pertama Orangtua Dihimbau Antar Cantrik Baru ke Padhepokan

Suatu hari di tahun 937, Kerajaan Medang baru saja memindahkan Kota Raja ke Watugaluh (sekitar Jombang) setelah berpindah-pindah dari Mataram (sekitar Jogja) ke Mamrati, Pohpitu (keduanya sekitar Kedu) baru ke Tamwlang (dekat Watugaluh Jombang). Konon perpindahan Kota Raja ini akibat letusan Gunung Merapi. Sehingga Baginda Raja Mpu Sindok atau Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa memindahkan pusat pemerintahannya.

Kebijakan baru ditetapkan bertepatan dengan penetapan Kota Raja yang baru. Yakni, seluruh cantrik yang akan masuk padhepokan akan dirumat dengan model baru yang lebih beradab antara lain cantrik senior tidak boleh menganiaya cantrik yunior yang baru masuk, Resi yang kedapatan padhepokannya nekad menggunakan pengenalan berbasis kanuragan akan dihukum berat, dan terakhir para orangtua dihimbau untuk mengantarkan anaknya yang menjadi cantrik baru di padhepokan.



Pagi itu, suasana Padhepokan Salwaka begitu ramai dengan para orangtua yang mengantarkan anaknya ke padhepokan. Namun mereka bingung, tidak nampak satu pun Resi di padhepokan tersebut. Kemudian para orangtua yang sudah datang dari pagi bahkan berjalan di kegelapan dengan obor minyak jarak, mereka mulai gelisah.

"Kemana para Resi ini? Kok sudah siang begini belum ada satu pun yang datang?" kata Anargya seorang pedagang palawija kepada rekannya Ubhaya seorang petani yang juga mengantar anaknya.

"Aku juga tidak tahu Anargya, kalau kau harus ke pasar, sama aku juga harus melihat padi-padiku di sawah, sabarlah kita tunggu saja," kata Ubhaya.

Akhirnya, setelah menunggu cukup lama dan matahari naik lebih dari satu galah, datanglah Resi Kepala Rrkina berlari kencang dari kejauhan dengan ilmu seipi angin tingkat akhir. Sampai di hadapan para orangtua cantrik dia pun mengatur nafas dan menjelaskan.

"Maafkan saudara-saudaraku semua, kami juga menyukseskan program Rakryan dari Kota Raja, kami para Resi juga mengantar anak-anak kami ke padhepokan tinggi di Kota Raja," kata Resi Rrkina menjelaskan.

"Woalah seperti itu to, wah ya Resi, tidak apa-apa, akhirnya malah jadi saling menunggu, saya tidak ke sawah dan teman-teman lain juga terlambat ke tempat panguripnnya masing-masing," kata Ubhaya sambil tersenyum.

"Alah Ubhaya cuma sehari saja yang penting kita mendukung program dari Kota Raja, meski kadang aneh ya kita ikuti saja," kata Anargya sambil tertawa diikuti semua orang yang ada di situ termasuk Resi Rrkina.


EmoticonEmoticon

Popular Post